Console, News, PC

Pemerintah Rusia Sita Aset World of Tanks, Konflik Semakin Panas!

Industri game ternyata juga ikut kena imbas dari konflik politik dunia. Kabar terbaru datang dari Rusia, di mana pemerintah setempat resmi menyita aset terkait World of Tanks, salah satu game perang paling populer di dunia.

Menurut laporan dari portal berita milik pemerintah Rusia, RIA Novosti, pengadilan distrik Tagan di Moskow memutuskan untuk menyita seluruh saham milik developer Lesta Games. Tidak hanya itu, aktivitas bisnis dari Malik Khatazhaev (pemilik Lesta) dan Viktor Kisly (pemilik Wargaming, pengembang World of Tanks) juga ikut diblokir.

Apa alasan di balik penyitaan ini? Rupanya, kantor kejaksaan menuduh kedua sosok ini melakukan “aktivitas ekstremis”, yang sebenarnya bermula dari aksi penggalangan dana tahun 2023 lalu. Saat itu, Wargaming menggelar kampanye “Wargaming United to Support Ukraine” di semua game layanan live mereka, dengan tujuan mengumpulkan dana untuk membeli ambulans bagi layanan darurat di Ukraina.

Pemerintah Rusia Sita Aset World of Tanks, Konflik Semakin Panas!

Sebenarnya, hubungan antara Wargaming dan pemerintah Rusia sudah renggang sejak lama. Setelah invasi Rusia ke Ukraina pada Februari 2022, Wargaming mendonasikan 1 juta dolar AS ke Palang Merah Ukraina. Tidak lama setelah itu, mereka menutup kantor mereka di Minsk, Moskow, dan St. Petersburg. Kerugian? Diperkirakan mencapai 250 juta dolar AS!

Bahkan, salah satu kreatif direktur Wargaming, Sergey Burkatovsky, sempat dipecat karena mendukung invasi Rusia di awal perang. Meski begitu, Wargaming tetap bertahan. Mereka kini fokus mengembangkan World of Tanks dari kantor mereka di Beograd, Serbia, sambil terus mendukung lebih dari 500 karyawan di kantor Kyiv, Ukraina.

Pemerintah Rusia Sita Aset World of Tanks, Konflik Semakin Panas!

World of Tanks sendiri masih jadi salah satu game paling populer di Rusia. Tapi dengan situasi ini, ke depan nasib game tersebut di wilayah Rusia dan Belarus bisa semakin rumit.

Yang jelas, dunia game kembali membuktikan bahwa konflik di dunia nyata bisa berdampak besar, bahkan ke dunia virtual sekalipun.