Diversity, Equity, and Inclusion (DEI) atau keberagaman, kesetaraan, dan inklusi makin sering dibahas di dunia video game. Banyak game baru memasukkan konsep ini, tapi nggak semua orang suka, termasuk Elon Musk, CEO Tesla dan pemilik platform X (sebelumnya Twitter). Menurut Musk, memaksakan DEI ke dalam game justru merusak keseruan dan kualitas seni di dalamnya.
DEI kills art https://t.co/LG9lmDSHjF
— Elon Musk (@elonmusk) October 19, 2024
Kenapa ini jadi masalah? Beberapa game yang mencoba memasukkan DEI secara berlebihan, seperti Concord, malah dianggap gagal oleh banyak pemain. Cerita yang awalnya seru, jadi terkesan dipaksakan untuk memasukkan unsur inklusivitas, sehingga kehilangan fokus utamanya. Musk menyampaikan pendapatnya di X, mengatakan bahwa “virus woke” yang dipaksakan ke dalam game bisa menghancurkan seni dan membuat cerita dalam game terasa seperti “kuliah moral.”

Mengutip Tech4Gamers.com, banyak pemain game yang setuju dengan pandangan Musk. Mereka merasa bahwa DEI yang dipaksakan bikin game jadi kurang asik dan terasa nggak natural. Bahkan, beberapa pengembang juga mulai berbicara soal hal ini. Contohnya, salah satu sutradara game Ori mengatakan bahwa mereka tidak akan memaksakan DEI ke dalam game mereka karena bisa merusak karya kreatif.
Namun, bukan berarti DEI selalu buruk. Banyak game populer yang berhasil menerapkan DEI dengan baik karena menyatu dengan alur cerita dan nggak terasa dipaksakan. Jika dijalankan dengan mulus, DEI bisa memperkaya pengalaman bermain tanpa mengorbankan keasyikan.
Dengan makin banyaknya diskusi soal DEI dalam game, menarik untuk melihat makin banyak orang—baik pengembang maupun pemain—yang berani mengkritik tren ini. Jadi, apa pendapatmu tentang pandangan Elon Musk dan isu DEI dalam game?
