PC, Peripheral, Review

[REVIEW] Razer DeathAdder V3 Pro, Mouse Ringan Cocok yang Ingin Fokus Main Game FPS

Bermain game first-person shooter (FPS) memang kegiatan yang sangat mengasyikkan. Terlebih bermain game FPS bersama teman-teman dalam satu tim. Saat ini ada banyak game FPS yang populer dan banyak dimainkan, seperti Valorant, Fortnite, Counter-Strike: Global Offensive, dan lainnya.

Tapi agar sasaran tembak dalam game FPS tepat sasaran, tentu membutuhkan peripheral mouse yang mendukung. Nah menjawab hal tersebut, Razer merilis sebuah mouse yang bernama DeathAdder V3 Pro di tahun 2022. Di mana mouse ini masuk dalam kategori mouse lightweight (ringan) sehingga cocok banget untuk gamer yang bemain game FPS.

Razer DeathAdder V3 Pro

Kebetulan penulis mendapatkan kesempatan dari Razer untuk menjajal produk mouse DeathAdder V3 Pro ini. Setelah pemakaian selama dua minggu, berikut ulasan penulis yang dapat kamu simak gaes.

Unboxing

Perasaan pertama ketika mendapatkan dus DeathAdder V3 Pro terlihat sangat baik. Seperti dus peripheral Razer lainnya, dusnya berwarna hitam hijau dengan terdapat foto dari mouse itu sendiri dan beberapa informasi di bagian belakang dus. Selain itu, terdapat sticker hologram dari Metrodata yang membuktikan bahwa produk yang beredar di pasaran adalah produk asli dari Razer.

Dalam dus ini terlihat sangat sederhana, di mana hanya terdapat mouse DeathAdder V3 Pro itu sendiri, buku informasi penggunaan produk, kabel Type A to Type C, USB dongle adapter, wireless USB dongle, dan mouse grip tambahan. Walau isinya sangat minimalis, tapi hal yang terpenting adalah mouse itu sendiri.

Bobot yang Ringan

Ketika menangkat mouse dari dus, penulis cukup terkejut dengan bobot yang dimiliki mouse DeathAdder V3 Pro. Karena mouse ini hanya memiliki bobot sekitar 63 gram (tanpa kabel), sehingga terasa sangat ringan ditangan. Bobot yang ringan ini tentu memberikan keuntungan bagi gamer yang ingin memiliki keleluasaan dalam bermain game, khususnya FPS. Yang mana game FPS memang mebutuhkan pergerakan tangan yang cepat, sehingga mouse ringga pastinya adalah pilihan yang tepat.

Pas Ditangan

DeathAdder V3 Pro memiliki dimensi 128.0 mm  (panjang) x 68.0 mm (lebar) x 44.0 (tinggi). Dimensi ini terasa sangat pas digenggam penulis yang mana memiliki telapak tangan ukuran besar. Mouse tergenggam dengan sempurna ditelapak tangan dan tidak licin. Hanya saja, karena permukaan mouse yang terbuat dari plastik ABS dengan finishing doff maka akan sering meninggalkan bekas keringat maupun minyak. Sehingga kamu harus rajin-rajin sering membersihkan lapisan permukaannya agar tidak cepat kotor.

Material yang Baik

Secara keseluruhan mouse DeathAdder V3 Pro ini terbuat dari bahan plastik ABS yang dicat warna hitam doff. Material plastik yang digunakan juga tidak terlalu tebal walau sebenarnya tidak membuatnya terasa ringkih ketika digenggam. Namun ini karena Razer ingin mengejar bobot yang lebih ringan pada mouse ini.

Untuk bagian kabel, mouse DeathAdder V3 Pro menggunakan jenis kabel braided paracord yang juga sering digunakan untuk mouse yang memiliki fitur lighweight. Kabel jenis braided paracord sendiri masuk dalam kategori jenis kabel yang fleksibel dan juga ringan. Sehingga tidak mudah kusut dan mudah untuk dirapihkan. Alhasil, pergerakan mouse menjadi terasa lebih leluasa dan tentu tidak menggangu gerakan reflek yang cepat ketika bermain.

Kabel braided paracord dari DeathAdder V3 Pro memiliki panjang 1.8 meter, sehingga cukup aman bila PC kamu berada di bawah meja atau berada di posisi yang cukup jauh sekalipun. Untuk konektivitas mouse ini juga telah menggunakan USB, sehingga mudah dicolokkan. Namun Razer juga turut menyematkan USB dongle adapter, yang berguna bila posisi PC kamu berada di bawah kolong meja, sehingga agar memberikan latency rendah kamu bisa menggunakannya dengan meletakkannya di atas meja.

Telah Divalidasi Oleh Sejumlah Atlet Esports

Hal yang menarik dari DeathAdder V3 Pro adalah mouse ini telah divalidasi oleh sejumlah atlet esports ternama, di antaranya; Swag dari Copenhagen Flames, MaKo dari DRX Visions Strikers, Zest dari DRX Vision Strikers, Steel dari T1 – Prodigy, Faker dari T1, Stax dari DRX Vision Strikers, Dexter dari MOUZ, dan Kaiser dari Mad Lionds. Tentu tidak diragukan lagi kalau mouse lightweight ini sangat bisa diandalkan pada skema esports profesional.

Fitur 

Mouse DeathAdder V3 Pro menawarkan sejumlah fitur yang memanjakan gamer. Di mana mouse ini menggunakan sensor Focus Pro 30K Optical Sensor, yang sering digunakan oleh mouse jenis leighweight kebanyakan. Sehingga mouse ini memiliki jangkauan DPI dari 750 DPI hingga 30000 DPI.

Sekadar informasi, DPI adalah singkatan dari Dots per Inch alias kerapatan titik (dot) warna dari suatu gambar. Sehingga semakin tinggi jangkauan DPI suatu mouse maka dapat memindai kerapatan titik (dot) tentu semakin cepat.

Selain itu, mouse ini juga memiliki dua tombol tambahan yang berada di sisi kiri, serta tombol tambahan di bagian bawah mouse untuk shortcut pergantian DPI yang cepat. Kedua tombol tambahan yang berada di kiri tersebut juga dapat kostumisasi sesuai keinginan. Tentu untuk mengaturnya, Razer juga telah menyediakan sebuah aplikasi khusus untuk DeathAdder V3 Pro, yakni Razer Synapse yang bisa diunduh secara gratis.

Razer Synapse

Untuk aplikasi Razer Synapse untuk DeathAdder V3 Pro, kamu dapat mengunduhnya DI SINI.

Pada aplikasi tersebut, pengguna akan dapat melakukan berbagai kostumisasi. Mulai dari pengaturan setiap tombol pada mouse, Sensivity, Polling Rate, Sensor Height, Smart Tracking Calibration, Wireless Power Saving, dan Low Power Mode. Semua kostumisasi yang dilakukan juga dapat disimpan sehingga tidak akan hilang.

Berapa Seharusnya Polling Rate Mouse Terbaik?

Tingkat polling terbaik untuk mouse tergantung pada kebutuhan spesifik penggunaan. Paling rendah (tingkat polling 125 Hz) lebih dari cukup untuk penelusuran web sehari-hari. Namun, jika kamu suka bermain game kompetitif dengan presisi tinggi, maka delay pada mouse yang rendah sangatlah penting. Beberapa gamer profesional sangat menyukai rasa mouse yang lebih halus, sementara yang lain menghargai presisi.

Berapa Tingkat Polling Rate yang Ada Saat ini?

Terdapat total 4 tingkat polling berbeda yang tersedia – 125, 250, 500, dan 1000 Hz. Lihat tabel di bawah untuk mengetahui tingkat polling dan penundaan waktu pelaporan yang sesuai (tingkat = 1000 / interval). Tingkat polling yang lebih tinggi menunjukkan delay respons yang lebih kecil.

Keempat tingkat polling tersebut dapat kamu temukan di Razer DeathAdder V3 Pro dan mengaturnya melalui Razer Synapse.

Spesifkasi DeathAdder V3 Pro

Perbandingan Antara DeathAdder V2 Pro dengan DeathAdder V3 Pro

Pengujian 

Ketika menguji kemampuan DeathAdder V3 Pro, penulis mencoba memainkan game CS:GO dengan berbagai pengaturan DPI dan hasilnya tidak mengecewakan. Penulis merasa sangat nyaman ketika menggunakan DPI 800 atau 1200, karena gerakan dalam game terasa sangat perisi dan sangat rendah delay.

Bahkan ketika mencoba menguji pada 3D AIM Trainer dalam mode Tile Frenzy, mouse DeathAdder V3 Pro juga memberikan performa terbaiknya. Lagi-lagi gerakan cursor bergerak tanpa delay sehingga memberikan presisi yang baik.

Pada Mouse Rate Checker, mouse DeathAdder V3 Pro bahkan memiliki polling rate maksimal yang mencapai hingga 1085Hz ketika menggunakan DPI 1600. Tentu semakin tinggi polling rate yang dimiliki sebuah mouse tentu akan memberikan kecepatan membaca dots (titik) yang lebih baik.

Kesimpulan

Setelah mencoba mouse DeathAdder V3 Pro selama dua minggu, penulis merasakan cukup nyaman dalam penggunaan sehari-hari maupun ketika bermain game, khususnya game FPS. Mouse yang termasuk dalam kategori lightweight ini memberikan keunggulan agar tangan dapat bergerak dengan leluasa tanpa beban. Terlebih mouse ini juga telah menggunakan kabel jenis paracord yang juga cukup ringan dan memberikan fleksibilitas tinggi. Sehingga penulis tidak perlu khawatir kalau kabelnya menjadi kusut dan kaku bila tersimpan terlalu lama.

Sensor Focus Pro 30K Optical yang ditanamkan pada mouse DeathAdder V3 Pro juga sangat memberikan pengalaman penggunaan yang cukup. Namun dengan harga yang ditawarkan, seharusnya sensor tersebut dapat memberikan suatu yang lebih baik lagi.

Material plastik ABS pada DeathAdder V3 Pro memang memberikan keuntungan agar menjadi sangat ringan. Tapi kekurangannya pada lapisan mouse ini yang bisa meninggalkan bekas keringat dan minyak. Selain itu, seri terbaru ini tidak seperti generasi sebelumnya yang memiliki lampu RGB di bagian bodi, sehigga mouse ini hanya cocok bagi kamu yang mencari mouse gaming yang benar-benar ringan dan performa powerful.

Untuk harga, mouse Razer DeathAdder V3 Pro sendiri dibanderol dengan harga sekitar Rp2.500.000 di e-commerce. Gimana, apakah kamu tertarik untuk memilikinya?